Shalat merupakan ibadah yang bertujuan sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah Dzat yang menciptakan segala-galanya. Sebelum melaksanakan shalat, seseorang harus memenuhi persyaratan-persyaratannya. Pertama, Islam. Kedua, Baligh. Ketiga, Berakal. Keempat, suci dari haid dan nifas.
Agar shalat menjadi khusyuk dan fokus maka dibutuhkan kesiapan mental dan tak tergesa-gesa dalam menjalankannya terutama ketika hendak shalat berjama’ah. Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi,
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “إذا أقيمت الصلاة، فلا تأتوها وأنتم تسعون، وأتوها وأنتم تمشون، وعليكم السكينة، فما أدركتم فصلوا، وما فاتكم فأتموا “متفق عليه
Artinya:”Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA berkata:”Saya mendengar Nabi bersabda:”ketika hendak dilaksanakan shalat berjama’ah maka jangan tergesa-gesa tetapi lakukanlah dengan tenang. Jika kalian mendapatkan shalat berjamaah maka Shalatlah kalian dan bila ketinggalan maka sempurnakan rakaatnya. (Muttafaq Alaihi).
Baca juga : http://masholeh.com/orang-yang-menjaga-shalatnya-akan-dijauhkan-dari-hal-hal-ini/
Menurut Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa Hadits ini menganjurkan kepada orang yang hendak berjama’ah untuk bersikap tenang, tak terburu-buru untuk mengejar keutamaan berjama’ah tetapi bila tertinggal beberapa raka’at maka tinggal menyempurnakan kekurangannya.
Baca juga : http://masholeh.com/hikmah-tentang-anjuran-shalat-sunnah-dilakukan-di-rumah/
Hal ini bertujuan agar seseorang mendapatkan keuntungan yaitu khusuk dalam shalat sehingga menjadikan bermakna dan mendapatkan pahala. Pada dasarnya, Allah mencintai orang yang bersikap tenang, tak terburu-buru karena hal itu bersumber dari rayuan dari syaitan. Itulahsikap yang harus dipersiapkan seseorang sebelum melakukan shalat berjama’ah sehingga menambah keberkahan bersama.