

Abu al-Lais as-Samarkandi dalam kitab Tanbih al-Ghofilin mengutip perkataan sebagian orang yang bijaksana yang menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dipenuhi agar amalannya diterima oleh Allah, yaitu:
Bila sang anak meninggal sebelum baligh, apakah ia akan dihisab kelak pada hari kiamat?
Ada beberapa hal yang perlu dicermati dan diteliti saat melakukan kebaikan
Manusia yang beruntung adalah orang yang amal kebaikannya lebih berat daripada keburukannya pada saat perhitungan amal perbuatan seluruh manusia.
Para penulis walau sudah ditelan bumi namun selalu menyapa bagi pembaca karya-karyanya. Seseorang akan selalu dikenal walau ia hanya rakyat jelata yang pekerjaannya pembuat batu bata. Sebaliknya pejabat atau tokoh masyarakat yang tak pernah berkarya maka sedikit yang mengenal kebaikannya.
Setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh manusia pasti ada konsekuensinya, Allah akan membalasnya walau sekecil apapun bentuknya. Bila ia berbuat kebaikan maka ia akan menerima pahala kebaikan itu, sebaliknya bila ia berbuat kejahatan maka ia merasakannya dampak negatif yang ia lakukan. Hal ini sesuai dengan peribahasa yang berbunyi:”Siapa menanam maka akan menuai hasilnya.”
Amal perbuatan seseorang akan diterima oleh Allah jika sesuai dengan ajaran Agama dan dilakukan dengan rasa keikhlasan.
Hidup di dunia ibarat sebuah kompetisi, ada yang akan menjadi pemenang, juga ada yang akan tersingkir dari pertandingan. Semua orang berusaha agar dirinya menjadi seorang pemenang dengan bekal ilmu dan persiapan yang matang.
Abu al-Lais as-Samarkandi dalam kitab Tanbih al-Ghofilin mengutip perkataan sebagian orang yang bijaksana yang menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dipenuhi agar amalannya diterima oleh Allah, yaitu: