

Di akhir-akhir Ramadhan, umat Islam akan menyambut datangnya bulan Syawal dengan mempersiapkan segala hal. Namun yang perlu diutamakan adalah kemampuan kita dalam memetik pelajaran penting selama bulan Ramadhan, seperti ibadah puasa mengajarkan akan kesabaran dalam menghadapi berbagai hal juga melatih kejujuran manusia khususnya terhadap dirinya sendiri.
Imam al-Qusyairi dalam Risalahnya mengutip perkataan Bisyr al-Harits yang menjelaskan bahwa ada tiga amalan ringan tapi berat dilakukan oleh manusia, yaitu:
Masjid merupakan Baitullah (rumah Allah) maksudnya sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah SWT juga sebagai simbol syiarnya agama. Bila umat Islam sudah tak peduli dengan masjidnya, lantas siapa yang akan memakmurkannya?
Bila kita mengkaji ajaran islam secara mendalam, maka kita akan mengetahui bahwa ajaran-ajarannya ada yang wajib dilakukan, juga ada yang Sunnah, ataupun boleh dilakukan ataupun tidak.
Namun ada amalan yang pahalanya mengalahkan ibadah-ibadah Sunnah seperti
Para penulis walau sudah ditelan bumi namun selalu menyapa bagi pembaca karya-karyanya. Seseorang akan selalu dikenal walau ia hanya rakyat jelata yang pekerjaannya pembuat batu bata. Sebaliknya pejabat atau tokoh masyarakat yang tak pernah berkarya maka sedikit yang mengenal kebaikannya.
Nabi Ibrahim mendapatkan kedudukan yang mulia dihadapan Allah serta mendapatkan gelar Khalilullah disebabkan amalan kebaikan yang ia lakukan.
Setiap manusia mendambakan setiap permasalahan yang ia hadapi mendapatkankan kemudahan dalam penyelesaiannya, juga selalu diberikan keberkahan dalam hidupnya.
Kenikmatan dunia akan terasa hampa bila kita tercukupi secara materi namun kekosongan akan ruhani. Ibarat raga tapi ada nyawanya. Sebaliknya orang yang penuh secara ruhani namun kekosongan akan materi ibarat ada nyawa tak beraga
Imam al-Qusyairi dalam Risalahnya mengutip perkataan Bisyr al-Harits yang menjelaskan bahwa ada tiga amalan ringan tapi berat dilakukan oleh manusia, yaitu: