

Abu al-Lais as-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghofilin mengutip perkataan Fudhail bin Iyadh menjelaskan bahwa golongan orang yang beruntung mempunyai lima ciri:
Orang yang beruntung di dunia dan akhirat mempunyai empat ciri-ciri ini.
Orang yang beruntung merasa amalnya tak diterima oleh Allah sehingga ia berusaha semaksimal mungkin untuk selalu beribadah, ia tak pernah merasa puas dengan yang ia kerjakan.
Allah Sang Pengatur segala urusan, terutama urusan rizki makhluknya tak pernah salah apalagi meleset dari yang telah Ia ditentukan apalagi tertukar maka dari itu manusia tak perlu iri atau dengki kepada yang lain.
Muslim yang beruntung CIRI-CIRI-nya seperti ini
orang yang beruntung akan selalu hati-hati dalam melangkah dan bertindak sehingga ia tak terlena gemerlapan dunia apalagi yang sifatnya sementara. lebih jelasnya inspirasi ini tak boleh dilewatkan begitu saja
Doa sebagai senjata orang yang beriman (Mukmin), bertujuan agar manusia menyadari akan kekurangan dalam dirinya dan mengakui akan keagungan Tuhannya.
Salah satu doa yang sering dipanjatkan oleh Nabi adalah doa sapu jagad yaitu
Manusia sebagai penghuni bumi ini, memiliki kecenderungan untuk berbuat yang ia suka, atau melakukan hal-hal yang menguntungkan diri, keluarga, atau kelompoknya. Namun kadang perbuatannya tak sesuai dengan ucapannya. Ya itulah yang namanya manusia cepat berubah sesuai keadaan yang ia rasakan.
Allah menyebutkan empat kategori orang yang beruntung. Siapa sajakah mereka?
orang yang beruntung di dunia dan akhirat mempunyai empat ciri-ciri ini.