

Manusia terlahir dalam keadaan tak memiliki pengetahuan sedikit pun, seiring perkembangan dalam dirinya, ia bertambah ilmu pengetahuan sehingga mampu membedakan kebaikan dan keburukan, hal ini sebagai pengingat bagi dirinya bahwa tak ada makhluk yang sempurna, tapi mencoba untuk menjadi lebih sempurna.
Di akhir musim penghujan, Paijo sebagai supir buah-buahan rela mengorbankan waktunya, meninggalkan keluarga berhari hari, untuk mengantarkan sayuran ke kota yang membutuhkan waktu beberapa hari. Suatu ketika, ia bertemu dengan sahabat karibnya yang bernama Tarmin di sebuah warung kopi, tadinya ia tidak mengenali sahabatnya karena sudah puluhan tahun sudah tidak bertemu.
Kadangkala orang yang mengumpulkan harta tak menikmati hasilnya, tetapi yang merasakan malah orang lain.