Orang Mukmin ada yang baik akhlaknya juga ada yang kurang, hal ini berdasarkan kemampuan mencermati, dan mengamalkan ajaran agamanya. Imam Al-Ghazali dalam karyanya yang berjudul Asnaf al-Magrurin menjelaskan bahwa orang mukmin yang tertipu adalah orang yang selalu berpangku pada ampunan Allah (rahmat-Nya) tapi tak mau beramal atau berbuat kebaikan. Ini berawal dari dalam dirinya yang merasa bahwa orang tuanya sudah berbuat kebaikan, maka sudah cukup memberi manfaat untuk anak-anaknya.
baca juga: Ciri-ciri yang Membedakan antara Orang Mukmin dan Munafik
Faktor utama yang menjadikan orang mukmin sampai tertipu berasal dari bisikan syaitan yang mengajarkan kepada manusia, bahwa barangsiapa yang mencintai seseorang, maka ia juga akan menyayangi anak-anaknya. Begitu juga Allah akan mencintai seseorang dan anak-anaknya. Bisikan seperti inilah yang menjadikan seseorang tak mau menjalankan ketaatan karena sudah merasa diwakili oleh orangtuanya. Peristiwa ini seperti kisah yang dialami oleh putera Nabi Nuh yang bernama Kan’an. Ia merasa sebagai anak seorang Nabi yang mempunyai kedekatan dengan Allah.